Syahadat.id - Banyak sahabat Nabi Muhammad Saw yang selalu berkhidmat atau melayani beliau diantaranya Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Abu Hurairah begitu juga seorang pemuda Yahudi pun tak kalah ketinggalan mengabdi kepada beliau.
Salah satu perilaku terpuji Nabi Muhammad Saw adalah menjenguk orang yang sakit yang beliau kenal walau berbeda keyakinan.
Perbedaan ini tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk berbuat kebaikan walau berbeda keyakinan.
Baca juga:
Kisah Nabi yang Istrinya Durhaka
Kisah Sahabat Nabi
Suatu ketika pemuda Yahudi yang selalu melayani beliau sedang sakit. Lantas Nabi Muhammad Saw menjenguknya serta duduk didekat kepala pemuda tadi.
Kemudian Nabi menasehati dirinya supaya masuk islam. Padahal ayah pemuda tadi pun berada di dekatnya.
Kisah ini bisa didapatkan di dalam kitab Shahih Al Bukhari
ﻭﻋﻦ ﺃﻧﺲ، ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﻏﻼﻡ ﻳﻬﻮﺩﻱ ﻳﺨﺪﻡ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻤﺮﺽ ﻓﺄﺗﺎﻩ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻮﺩﻩ، ﻓﻘﻌﺪ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ: "ﺃﺳﻠﻢ"ﻓﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪه ﻓﻘﺎﻝ: ﺃﻃﻊ ﺃﺑﺎ اﻟﻘﺎﺳﻢ، ﻓﺄﺳﻠﻢ، ﻓﺨﺮﺝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻫﻮ ﻳﻘﻮﻝ:"اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﺃﻧﻘﺬﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺭ". ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Artinya:
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu berkata: Seorang pemuda Yahudi yang selalu melayani Nabi Muhammad Saw sedang sakit. Kemudian Nabi datang untuk menjenguknya serta duduk di dekat kepalanya. Lantas beliau menasehatinya untuk masuk Islam.
Sang pemuda tadi melihat ayahnya yang berada di dekatnya berkata:"taatlah kepada Abu Al Qasim. Kemudian pemuda tadi masuk islam. Setelah itu Nabi Muhammad Saw keluar dan berdoa: "Segala puji bagi Allah yang menyelamatkannya dari api neraka. (HR. Bukhari).
Baca juga:
Kisah Al Qur’an: Kehancuran Pembuat Berita Bohong
Inspirasi Kisah Sahabat Nabi
Dari kisah ini dapat dipahami bahwa Nabi Muhammad Saw selalu mengajak kebenaran dan kebaikan dengan cara yang santun bukan lewat paksaan atau intimidasi bahkan Nabi Muhammad Saw mendoakan pemuda Yahudi yang masuk Islam supaya selamat dari siksa neraka.
Ini merupakan akhlak santun beliau yang perlu diikuti oleh umatnya supaya tercipta hubungan yang harmonis antar sesama manusia.
Oleh: Moh Afif Sholeh, M.Ag