Komunikasi dengan anak |
Syahadat.id - Ajaran Islam mengajarkan kerukunan serta penebar perdamaian bukan untuk menakut-nakuti apalagi mengajarkan permusuhan kepada sesama manusia.
Buktinya Islam menekankan kesalehan sosial kepada orang lain terutama yang membutuhkan tak pandang bulu walau kepada mereka yang berbeda keyakinan, beda pendapat atau bahkan beda pilihan.
Nabi Muhammad Saw sebagai seorang rasul yang diutus kepada seluruh alam tidak hanya kepada manusia yang berada di Arab semata namun kepada semua manusia baik kulit putih maupun hitam, tak terbatas kepada satu suku semata namun kepada semuanya bahkan kepada bangsa jin sekaligus. Bukti prilaku terpuji Nabi adalah tak malu memulai memberikan salam kepada siapapun walau kepada anak-anak.
Luqmanul Hakim diabadikan oleh Al Qur'an sebagai nama surat. ia dikenal sebagai orangtua yang bijaksana dan selalu dekat dengan puteranya dan petuah-petuahnya selalu menginspirasi bagi orang lain.
Nasehat Lukmanul Hakim
Salah satu petuahnya berisi tentang larangan menyekutukan Allah karena hal itu merupakan kesesatan yang akan menyengsarakan seseorang bahkan akan kekal di neraka.
Kenapa demikian?Alasannya adalah karena perbuatan syirik berusaha menyamakan antara Tuhan dan ciptaannya.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13).
Baca juga:
Apa Sih Bedanya Kufur dan Syirik?Ini Penjelasannya
Imam Ar Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa Allah telah memberikan hikmah kepada Luqman Al Hakim berupa hikmah atau kebijaksanaan sehingga ia menjadi orang yang bersyukur serta dijadikan menjadi motivator ulung untuk dirinya dan orang lain.
Ini yang menjadikan dirinya mendapatkan kedudukan yang tinggi disebabkan kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri dan orang lain. Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengutip pendapat imam Al Kalabi yang menjelaskan putra Luqmanul Hakim bernama Tsaran.
Dosa yang tak diampuni Allah
Menurut imam Al Baidhawi menjelaskan bahwa Luqmanul Hakim berpesan kepada putranya untuk tidak menyekutukan Allah dengan cara tak menyamakan Tuhan dengan makhlu-Nya.
Larangan ini disebabkan karena syirik merupakan dosa besar yang ancaman siksaannya sangat mengerikan.
Hal ini sesuai ayat yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An Nisa: 48).
Baca juga:
Tafsir Luqman ayat 13 tentang Nasehat Luqman Al Hakim kepada Puteranya
Dari sini dapat dipahami bahwa Luqmanul Hakim merupakan ayah yang selalu dekat dengan puteranya dan selalu mengarahkan mereka ke jalan yang lurus supaya menjadi manusia beruntung dan mulia di dunia dan akhirat.
Keberhasilan Luqmanul Hakim dalam membangun komunikasi yang baik didasari sifat kasih sayang dan mampu memposisikan diri sebagai seorang sahabat, seorang ayah sehingga puteranya menjadi orang baik.
Oleh: Moh Afif Sholeh, M.Ag