Syahadat.id - (Depok, 25 Januari 2021). Akhir-akhir ini, budaya membaca kitab suci Al Qur'an mulai terkikis sedikit demi sedikit dikalangan umat islam. Padahal Al Qur'an merupakan kitab suci sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan.
Foto: Kegiatan rutin hataman Al Qur'an yang digerakkan Pengurus NU ranting Tugu, Cimanggis, Depok |
Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya minat baca Al Qur'an, diantaranya:
Baca juga:
Pertama. Kurangnya kesadaran umat islam akan pentingnya membaca kitab suci ini, padahal membaca satu huruf saja sudah mendapatkan sepuluh kebaikan.
Foto: Kegiatan hataman di Majelis Musakimah, Kelapa Dua, Cimanggis |
Masyarakat muslim lebih sibuk dengan gadgetnya. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya di media sosial serta senang membaca status, komentar dengan tetangga, teman maupun orang di sekitarnya.
Kedua. Kurangnya pemahaman akan fungsi Al Qur'an sehingga kitab suci ini hanya dijadikan pajangan di lemari atau di rak buku bahkan sampai berdebu.
Fenomena tersebut menjadikan keprihatinan yang mendalam sehingga pengurus Nahdhatul Ulama ranting Tugu, Cimanggis, Depok menginisiasi gerakan merutinkan membaca Al Qur'an secara pribadi maupun berjamaah di masjid, musolla, atau tempat lain.
Wahid Riyadin selaku Ketua Tanfidiyah Nahdhatul Ulama Ranting Tugu menjelaskan:
Foto: Wahid Riyadin, Ketua Tanfidhiyah NU Ranting Tugu sedang memimpin hataman Al Qur'an |
"Salah satu tanda orang yang cinta kepada Al Qur'an adalah selalu berusaha membacanya walau hanya beberapa ayat saja. Dari sini pengurus NU ranting Tugu memfasilitasi dan berupaya menggerakkan kepada masyarakat supaya mau membuka lagi Al Qur'an,"
Salah satu agenda pengurus NU Ranting Tugu yaitu mengadakan hataman Al Qur'an secara berjamaah door to door, Majelis to majelis. Kegiatan ini rutin diadakan setiap senin malam setelah shalat isya'.
Semoga dengan berkahnya Al Qur'an, Umat Islam kelak mendapatkan syafaatnya serta membawa dampak positif kepada warga sekitarnya. (Mas)