Kisah Inspiratif dalam Al Qur’an: Ludesnya Harta Konglomerat |
Syahadat.id - Kisah orang-orang terdahulu memang membawa daya tarik tersendiri, terutama kalau kita jadikan ibarat dalammengarungi kehidupan ini, sehingga menghadai perubahan zaman selalu siap karena sudah mempunyai bekal yang sangat cukup.
Salah satunya seorang
Konglomerat yang kaya raya berusaha menghalalkan segala cara, demi memuaskan
keinginannya, walau harus memfitnah, bahkan sampai mengintimidasi orang lain.
Ia bernama Qarun, yang hidup di zaman Nabi Musa, seperti penjelasan Al Qur’an,
Surat Al Qasas, Ayat 76 yang berbunyi:
إِنَّ قَارُونَ كَانَ
مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ
وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ
أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ.
Artinya:
sesungguhnya
Qarun adalah termasuk kaum
Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan
kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh
sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya:
"Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang terlalu membanggakan diri.(Q.S Al Qasas: 76).
Baca juga:
Imam Tabari dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Qarun merupakan sepupu dari Nabi Musa, yaitu Qarun bin Yashur bin Qahis. Sedangkan Nabi Musa putera dari Imran bin Qahis. Padahal ia termasuk orang yang mempunyai suara yang indah dalam melantunkan Kitab Taurat, tetapi ia termasuk orang yang munafik seperti Musa Samiri. Ia merasa iri hati terhadap Nabi Musa yang dijadikan Allah sebagi Rasul.
Ibnu Asyur dalam tafsirnya Attahrir Wa Attanwir menjelaskan bahwa kisah ini berawal dari akibat orang yang terlena akan gemerlapan harta yang terus bertambah, bahkan kekayaannya ini tak terhitung banyaknya, sampai kunci gudang untuk menyimpan kekayaannya saja tak mampu dibawa oleh satu orang saja, melaikan puluhan orang yang kekar badannya baru mampu mengangkat kuncinya.
Namun patut disayangkan, orang yang paham isi kitab Taurat, terlena sampai lupa diri bahkan tak mau mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, malah meremehkan urusan yang berkaitan dengan Agama, serta mengingkari ajaran Syari’at Nabi Musa, bahkan tak segan untuk memfitnah dengan membuat skenario untuk menjatuhkan harga diri Nabi Musa di depan umum, dengan cara menyewa seorang perempuan yang siap bersaksi bahwa dirinya telah dinodai Nabi Musa.
Kisah ini tak berjalan sesuai rencana Qarun, malah sebaliknya perempuan
tadi tak mampu berkata-kata, malah ia menjelaskan bahwa Qarun yang telah
menyuruhnya agar Nabi Musa jatuh harga dirinya didepan kaumnya. Seketika Nabi
Musa murka dan berdoa agar kekayaan yang ia miliki ditenggelamkan dalam bumi,
saat itu semua hartanya habis sekejap mata.
Dari kisah ini dapat
disimpulkan beberapa hal, diantaranya:
a. Orang yang berani melawan para Nabi pasti akan binasa
b. Harta kekayaan memang perlu kita cari, namun jangan
sampai melalaikan ibadah kepada Allah.
c. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, maka dari itu tak perlu dengki atau iri hati sampai menghalalkan
segala cara.
Moh Afif Sholeh, M.Ag