Kisah Ayah dan Anak Mencari 'Surga' |
Syahadat.id - Pada satu waktu, seorang anak menghampiri ayahnya yang sedang membaca buku.
Anak : aku capek yah. Aku capek
Ayah : ada apa?
Anak : aku capek harus belajar mati-matian demi mendapatkan nilai bagus. Sedangkan temanku, cukup pandai menyontek. Maka dia akan mendapat nilai sempurna. Aku capek
Aku capek harus rela memotong uang jajan ku untuk ku tabung agar aku bisa membeli sesuatu yang aku inginkan. Sedangkan temanku, dia bebas jajan berapapun tapi tetap bisa membeli apapun atau pergi kemanapun. Aku capek
Aku capek harus membantu ibu di rumah. Sedangkan temanku punya pembantu dirumahnya. Aku capek.
Aku capek harus bersikap baik, padahal mereka seringkali menyakitiku. Aku capek.
Aku capek ketika harus menahan beberapa keinginanku agar uangku terkumpul dan bisa pergi berlibur kemanapun aku mau. Tapi temanku tidak perlu menahan keinginan nya untuk bisa pergi kemanapun dia mau. Aku capek.
baca juga:
- Santri Kepepet (vol.2) Kepergok Bu Nyai dalam Mimpi
- Santri Kepepet (1) Terlalu Percaya Diri
*begitu banyak keluh kesah sangat anak hingga akhirnya dia menangis.
Sang ayah kemudian mengusap air mata anaknya dan mengajak anaknya pergi ke suatu tempat dengan jalan terjalterjal yang sangat jelek, berduri, berlumpur, banyak serangga juga ilalang.
"Ayah kita mau kemana? Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku kotor karena lumpur, belum ilalang yang menghalangi jalanku, badanku juga gatal diserang berbagai serangga. Dan awwww ada duri yang menusuk kakiku yah", pekik sangat anak.
Lalu ayahnya mencabut duri tersebut dan berjalan lagi. Hingga sampailah mereka di tepi sebuah danau indah yang dihiasi kupu-kupu beterbangan nan cantik. Juga terlihat banyak bunga segar di sekitar danau tersebut. Airnya pun terlihat sangat segar, terbukti dengan rindangnya pepohonan yang tumbuh di sekitar danau indah tersebut.
"Wwwaaaahhhh....tempat apa ini ayah. Aku suka. Suka sekali dengan tempat ini! Rasanya tidak mau beranjak pergi. "
Ayahnya tersenyum mendengarkan sembari mendudukkan diri di bawah salah satu pohon rindang beralaskan rerumputan segar pinggir danau. "Sini nak, duduk dekat ayah. "
Sang anak duduk disamping ayahnya.
"Bagaimana perjalanan kita tadi kesini?", tanya Sang ayah.
" Menyulitkan yah. Sangat menyulitkan. Rasanya aku tidak ingin bertemu jalan itu lagi", jawab Sang anak.
"Bagaimana jika itu jalan satu-satunya untuk pergi ke tempat indah ini? ".
Sang anak terdiam.
Ayahnya bertanya lagi, " Taukah kau kenapa tempat seindah ini sangat sepi? "
Anaknya menggeleng
"Tempat ini sepi karena orang tidak mau menyusuri jalan tadi, meskipun tau disini ada tempat indah seperti ini. Dan hanya orang-orang yang sabar yang mau melewatinya. "
"Berarti kita orang yang sabar yah? "
"Nah akhirnya kau mengerti. Anakku butuh kesabaran dalam belajar. Butuh kesabaran dalam bersikap baik. Butuh kesabaran dalam kejujuran dan perbuatan baik lainnya agar kita mendapatkan kemenangan. Bagaimana jika kita tidak bersabar tadi, kita tidak akan sampai di tempat ini. "
"Iya ayah, tapi bersabar itu tidak mudah."
Kisah Ayah dan Anak Mencari 'Surga' |
"Ayah tau maka dari itu ayah menggenggam tanganmu tadi saat menyusuri jalan. Ayah mencabut duri yang mengenai kakimu. Artinya ayah dan ibu selalu ada di sampingmu bagaimanapun keadaanmu. Begitulah hidup. Namun yang perlu kau ingat, hidupmu tanggung jawabmu. Kau tidak boleh selalu mengandalkan ayah ibumu atau orang lain atas hidupmu. Suatu saat kau harus mencabut sendiri duri yang melukai dirimu, melukai hidupmu. Kau harus bisa berdiri sendiri diatas kakimu. Jangan bergantung kepada orang lain. Jadilah dirimu sendiri.
Kau harus kuat berdiri diatas kakimu. Tetap tabah dan tawakkal karena Tuhan selalu menyertaimu. Hingga saat yang lain lelah menyerah dan berbalik pulang, kau tetap menyusuri kisah hidupmu. Kau tetap hadapi jalan ceritamu. Maka kau akan tau akhirnya bukan? ". Jelas Sang ayah.
" Ya ayah aku mengerti sekarang. Ini baru danau indah yang kau tunjukkan. Allah pasti memberikan sesuatu yang lebih besar dan indah jika aku bersabar menghadapi ujian yang begitu lebar. Aku akan tegar saat yang lain terlempar. Terima kasih ayah. "
_____
Kita tidak pernah tau seberapa besar cobaan dan ujian yang menghadang. Namun Allah tidak akan menguji melebihi kemampuan kita. Teruslah berdoa, bertawakkal, berserah diri kepada-Nya. Kita usaha semampu kita, sisanya biar Allah yang menentukan. Karena semua telah dituliskan dan digariskan.
Jangan terlena dengan kehidupan dunia yang sementara. Sekecil apapun ibadah akan dilipatgandakan Nya. Maka bersemangatlah dalam berbuat kebaikan. Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Kesabaran akan selalu membuahkan hasil yang manis. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Semoga kita masuk ke dalam golongan orang yang sabar dan mendapat cintaNya. Aamiin.
Penulis:
Siti Rohimah, S.S.I, Redaktur Syahadat.id