Syahadat.id - Sore hari di sebuah warung kopi, aku sedang duduk di pojokan sambil mendengarkan musik, menggunakan earphone. Dengan tatapan kosong, aku termenung di saat orang-orang asyik berbincang.
Aku lihat sekeliling ku, ada yang bermain gitar, ada yang tertawa dengan teman-temannya, sungguh, lucu menurut ku bagaimana orang-orang bisa merasa begitu santai di saat dunia terus berputar, seakan-akan mereka sama sekali tidak mempunyai beban dalam menjalani hidup ini.
“Jadi gimana Nan? Udah selesai masalahnya?” sahut temanku yang tiba-tiba datang.
“Belum Wan, gua bingung nih gimana nyelesainnya.”
Baca juga:
“Ya iyalah lu bingung, kerjaan lu lari terus tiap ada masalah,” jawab Wawan dengan muka sedikit marah.
“Ya gimana Wan, daripada gua pusing kan?” jawabku.
“Heh Nanda, justru lu lari terus malah nambah pusing.”
“Yaudah lah daripada lu ngomel, mending kasih tau gua gimana cara nyelesainnya?” Aku meminta saran pada Wawan.
“Percuma gua kasih saran, ga akan lu lakuin, mending gua bikinin puisi biar lu ngaca, biar lu tau diri lu itu kayak gimana,” jawab wawan sambil mengeluarkan selembar kertas dan sebuah pulpen.
Berlari terus mencari
Berhenti lalu dimaki
Dimaki lalu mencaci
Mencaci lanjut berlari
Siklus terus berlanjut
Melaju tanpa merajut
Ia berkata
“Kamu cuma bisa menjadi kamu”
Ia tak sadar
Apa yang ia timbun jauh lebih bermakna
Ia tak sadar
Apa yang ia cari ada di depan mata
Penulis: Andhika Ivanta, Siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD