Tukang Nasi Goreng Inspiratif |
Syahadat.id - Malam itu sedang gerimis bercampur udara dingin, si Tarub mampir ke tukang nasgor yang sedang mengantuk karena kecapean.
"Mas, bungkus nasgor, telur dipisah, pedas, tambahin kecapnya ya. "ujarnya sambil menatap wajah tukang nasgor.
Tukang Nasgor menjawab:"Iya pak".
"ngomong ngomong, keliatannya capek sekali mas,"
Baca juga:
Santri Kepepet (vol.2) Kepergok Bu Nyai dalam Mimpi
"Maklum pak, selepas Shalat Dhuhur, saya ojek online sampai jam 17.00".
"Lah emang tidak cukup hasil usahanya untuk sehari-hari? "tanya si tarub sambil penasaran.
"Sebetulnya sangat cukup pak, tapi untuk mengisi waktu saja, hasil ojek online saya tabung untuk masa depan anak-anak saya, kebetulan dari usaha nasgor, untuk membayar cicilan rumah, tinggal sebulan lagi lunas, saya juga meluangkan waktu untuk mengajar mengaji untuk anak yatim, maupun anak gelandangan selepas narik ojek sampai magrib, baru saya buka nasi goreng,"tuturnya.
Dari obrolan singkat ini, si Tarub merasa malu, karena ia lulusan pesantren, tapi ilmunya tak bisa bermanfaat untuk orang lain seperti tukang nasgor ini, karena ia menghabiskan waktunya untuk bekerja saja, setelah pesanannya selesai, di jalan ia merenung tentang dirinya sendiri:
"kenapa dirinya kalah sama tukang nasgor?, dan mencoba merubah cara hidupnya agar menjadi lebih baik,"