Petuah Sunan Kudus: GUSJIGANG, Filosofi bagi Para Santri
Syahadat.id - Saat menyebut kota Kudus, orang akan terlintas dalam benaknya akan keindahan menara masjidnya yang indah dan bernuansa Hindu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung maupun orang yang pernah melihat di televisi ataupun di media cetak maupun elektronik.
Salah satu penyebar Islam di Tanah Jawa dan dikenal sangat toleran kepada pemeluk agama lain adalah Sayyid Ja'far Shodiq atau lebih dikenal dengan Sunan Kudus. Beliau merupakan putra dari Raden Usman Haji atau lebih populer dikenal dengan sebutan Sunan Ngudung yang berasal dari daerah Jipang Panolan. (Agus Sunyoto, 2011).
Sunan Kudus mendapatkan gelar sebagai Waliyul Ilmi (kekasih Allah yang diberikan banyak ilmu) terutama dalam bidang Tafsir, Hadits, Fikih, maupun bidang lainnya sehingga saat itu banyak santri yang ingin belajar kepada beliau. (Sholihin Salam, 1977).
Baca juga: Santri Kepepet (1) Terlalu Percaya Diri
Banyak petuah kehidupan yang diajarkan beliau kepada murid-muridnya sekaligus menjadi kader-kader penerus pemikirannya, diantara petuah fenomenal yang selalu didengungkan oleh para santri saat ini adalah GUSJIGANG.
Kata " GUSJIGANG" merupakan akronim dari kata Bagus, Ngaji dan Dagang. Filosofi kata ini sangat mendalam bila diaplikasikan dalam kehidupan terutama bagi santri maupun para pelajar, diantaranya:
Pertama, Santri maupun para pelajar harus menjadi orang bagus, baik perangai maupun akhlaknya, tidak hanya pandai bicara saja namun pintar dalam mengamalkan ajaran sehingga ia menjadi contoh bagi orang lain. Realita saat ini, banyak orang pintar namun prilakunya tidak benar sehingga kebiasaannya selalu membuat onar dan menganggap dirinya paling benar.
Kedua, Seorang Santri dituntut giat dalam mengaji, menambah wawasan agar pikirannya luas menjadi terbuka dan tahu kelemahan dirinya sehingga menjadi orang yang bijaksana, tak mudah menyalahkan orang lain yang berbeda darinya.
Ketiga, Seorang Santri atau pelajar harus mampu mandiri dengan berusaha semaksimal, baik dengan berdagang atau usaha lain. Kekuatan ekonomi sangat penting dimiliki setiap orang supaya dirinya tak menjadi pengemis, selalu berharap pemberian orang lain.
Petuah Sunan Kudus yang berisi tiga filosofi ini merupakan bekal dan modal bagi siapapun yang hendak menjadi orang mulia, tercukupi dalam urusan harta serta berwawasan ilmu yang tertata dan menjadi manusia yang tangguh serta tak memiliki sifat angkuh.