Nabi Ibrahim dan Kaderisasi Pemimpin |
Syahadat.id - Sebuah bangsa akan menjadi besar dan bertahan lama bila generasi penerusnya mampu melanjutkan estafet kepemimpinan sebelumnya. Tanpa adanya kaderisasi yang baik niscaya tidak akan terwujud cita-cita mulia dari para founding fathers atau pendiri bangsa.
Salah satu nabi yang patut dicontoh dalam kaderisasi kepemimpinan adalah Nabi Ibrahim. Ia seorang Nabi yang mendapatkan gelar Khalilullah (kekasih Allah) juga dijadikan panutan dalam beragama atau seorang imam. Kedudukan yang mulia ini tidak didapatkan secara instan tetapi melalui proses yang panjang setelah lulus menghadapi ujian berat yang diberikan kepadanya.
Nabi Ibrahim sadar betul bahwa ajaran-ajarannya tak akan diserap oleh keturunannya jika ia tak memberikan arahan dan bimbingan secara maksimal baik secara teori maupun penerapannya.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS.Al-Baqarah:127).
QS.Al-Baqarah:127 |
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka'bah. Nabi Ibrahim mengajarkan langsung tentang kehidupan baik urusan ibadah maupun yang lain kepada puteranya sehingga petuah dan bimbingannya diikuti keturunannya.
Baca juga:
- 5 Sunnah Para Nabi Terdahulu yang perlu Dicermati
- Mimpi Ziarah kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Disamping itu, kunci kesuksesan Nabi Ibrahim dalam mengkader keturunannya adalah dengan kekuatan doa yang selalu dipanjatkannya kepada Allah. Doa orangtua kepada anak-anaknya akan mudah dikabulkan. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi generasi penerus untuk memotivasi dan menguatkan mental serta tak melupakan doa yang mampu merubah segalanya.
Dari penjelasan ini, Sebagai penerus bangsa harus mengisi kemerdekaan dengan cara belajar yang maksimal serta mempraktekkan dalam kehidupan. Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya mengutip perkataan
Umar bin Khattab,
تفقهوا قبل أن تسودوا
Belajarlah kalian sebelum menjadi pemimpin.
Hal ini diperkuat pendapat imam Syafi'i yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu'nya,
تَفَقَّهْ قَبْلَ أَن تَرَأَّسَ فَإِذَا تَرَأَّسْتَ فَلَا سَبِيلَ إِلَى التَّفَقُّهِ
Belajarlah kalian sebelum menjadi pemimpin.
Jika kalian sudah menjadi pemimpin maka tak ada waktu untuk belajar. Maka dari itu, Kaderisasi Nabi Ibrahim dalam mendidik keturunannya perlu dicermati dan diikuti sehingga penerus bangsa mampu menjalankan cita-cita pemimpin sebelumnya. (Mas)