Kisah Umar Menegur Orang Tua yang Durhaka Kepada Anaknya |
x
Anak sebagai anugerah yang terindah yang diberikan Allah kepada orang tuanya, merupakan amanah atau titipan yang harus dijaga agar tak menjadi malapetaka kelak.
Sebagai orang tua harus sadar betul tugas kewajibannya setelah anak terlahir kedunia ini agar sang anak kelak tak menuntut kepada dirinya akan hak yang harus diberikan kepada anak-anaknya.
Dari sini ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh orang tuanya, yaitu:
Pertama, memberi nama yang baik, ketika orang tua memberikan nama yang kurang baik, ia akan dibully, dicemooh, bahkan dihina, sehingga menjadi beban mental yang harus ia hadapi sampai meninggal dunia.
Baca juga: Hukum Birrul Walidain dalam Islam
Kedua, mengajarkan membaca Al Qur'an, beserta ilmu agama, untuk mengenalkan kepadanya kewajiban yang harus ia lakukan, mulai urusan ibadah maupun akhlak.
Ketika hal itu tak dipersiapkan oleh orang tuanya, maka anak akan menuntut haknya, Jika hak itu tak terpenuhi, maka anak akan berani menentang, bahkan berani mengancam orang tuanya.
Ketiga, menikahkan anaknya ketika sudah dewasa, agar terhindar dari fitnah perzinaan yang akan merusak harga diri, kehormatan keluarga.
Kisah Umar Menegur Orang Tua yang Durhaka Kepada Anaknya
Dalam Kitab Tanbih Al Gofilin, Abu Allais Assamarqandi, mengutip sebuah kisah di zaman Umar bin Khattab, ada seseorang yang membawa anaknya untuk mengadu kepada beliau tentang urusan anaknya yang berani durhaka kepadanya.
Lantas Umar bertanya kepada anaknya terlebih dahulu.
"Nak, apa kamu tak takut ancaman Allah bagi yang durhaka kepada orang tuanya?
Seorang anak wajib menghormati, serta mentaati orang tuanya?"
Lantas sang anak bertanya kepada Sahabat Umar:" wahai Amirul Mukminin, adakah kewajiban yang harus diberikan orang tua kepada anaknya?
Umar menjawab:" iya ada, diantaranya menikahkan dengan pasangan yang baik, kemudian memberi nama yang baik, dan mengajari tentang urusan Agama, seperti membaca Al Quran"
Mendengar jawaban dari sang anak, lalu Umar berkata kepada orang tua sang anak: Kamu telah menyakiti, durhaka terhadap anakmu terlebih dahulu, sebelum ia durhaka kepadamu.
Sang anak menjawab: "Orang tua saya tak memberi nama yang baik , serta tak pernah memberikan hak saya, ia tak pernah mengajari membaca Al Quran, walau satu surat.
Dari kisah diatas dapat diambil pelajaran, bahwa orang tua jangan menyalahkan anaknya terlebih dahulu, bila anak berani durhaka kepadanya, bisa saja disebabkan kesalahan orang tuanya yang tak memberikan hak anaknya, sehingga orang tua harus koreksi diri. Apabila kewajiban sudah diberikan oleh orang tuanya, maka hal ini bukan semua kesalahan orang tuanya, bisa karena faktor lain seperti pergaulan maupun lingkungan.