3 Keutamaan Istiqomah dalam Beramal yang Jarang Diketahui |
Syahadat.id - Hidup di dunia tak kekal juga tak abadi, ada batas waktu yang telah ditentukan oleh Allah. Hal ini sebagai rahasia ilahi yang menjadi teka-teki setiap makhluk-Nya, khususnya manusia.
Berapa banyak orang yang dikenal baik, namun berubah sikap dan perilakunya menjelang kematiannya sehingga ia menjadi orang yang binasa. Begitu juga berapa banyak orang yang berbuat kejahatan, namun akhir hayatnya mampu berbuat kebaikan. Semuanya seperti misteri kehidupan.
Orang yang selalu Istiqomah dalam keimanan dan amal kebaikannya
akan mendapatkan banyak keistimewaan dan keutamaan yang banyak sekali. Hal ini
sesuai penjelasan dalam Surat Fussilat ayat 30 yang berbunyi,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu".(QS. Fussilat: 30).
Menurut sahabat Ibnu Abbas dalam Tanwir al-Miqbas menjelaskan
bahwa Ayat ini sebagai kabar gembira bagi orang yang mati dalam keadaan beriman
kepada Allah serta memegang ajaran-Nya akan mendapatkan Pahala surga. Sedangkan
menurut Imam al-Baidhawi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa
orang-orang yang istiqomah dalam keimanan dengan pengakuan Allah sebagai
Tuhan yang Esa, disertai amalan yang terus-menerus maka para Malaikat akan
mendatanginya dengan memberikan kabar gembira untuknya.
baca juga:
Syeh Nawawi al-Bantani dalam Tafsirnya menambahkan bahwa
Malaikat akan mendatanginya menjelang kematiannya dengan memberikan beberapa kabar
baik. Pertama, untuk tak takut dalam menghadapi kejolak di hari kiamat.
Kedua, agar tak
bersedih terhadap apa yang ia tinggalkan tentang permasalahan dunia seperti
harta, tahta, wanita, toyota, bahkan unta hanya kepentingan sesaat.
Ketiga, akan
mendapatkan surga yang telah dijanjikan oleh Allah melalui para utusan-Nya.
Dari sini, Islam mengajarkan kesederhanaan dalam
memahami kehidupan terutama dalam urusan ibadah untuk tidak terlalu fanatik
atau berlebihan dalam memahami sebuah ajaran. Larangan ini bertujuan agar
manusia tidak terlalu terlena akan bujukan syaitan dan hawa nafsu yang hendak
menyesatkan dirinya karena orang yang terlalu fanatik akan menutup diri dari
kebenaran yang datang dari orang lain.
Nabi menganjurkan kepada umat islam agar beramal
sesuai kemampuan walaupun sedikit demi sedikit. Penekanannya pada kualitas amal
perbuatan bukan kuantitasnya, lebih-lebih jika dilakukan secara istiqamah atau
terus menerus. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi
عن
عائشة رضي الله عنها، أنها قالت: سئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الأعمال أحب
إلى الله؟ قال: «أدومها وإن قل» وقال: «اكلفوا من الأعمال ما تطيقون. رواه البخاري
Artinya:”Diriwayatkan dari Siti Aisyah Radhiyallahu
Anha berkata: “Nabi ditanya tentang amal perbuatan yang paling dicintai oleh
Allah?Nabi menjawab:”yaitu amal perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus
walau sedikit. Nabi lantas melanjutkan sabdanya:”Lakukanlah amal kebaikan yang
kalian mampu mengerjakannya. (HR. Bukhari).
Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan
bahwa amal perbuatan yang banyak pahalanya adalah yang dilakukan secara
terus-menerus walaupun hanya sedikit. Jika dilakukan secara rutin maka akan
mudah dan tak menjadikan tekanan batin.
Moh afif sholeh, M.Ag